Oleh: Jefriadi Anwar
Sebuah kurikulum perguruan tinggi yang baik harus melahirkan lulusan yang dapat bersaing pada dunia kerja. Untuk mencapai hal tersebut, kurikulum harus dievaluasi secara berkelanjutan untuk meyakinkan kecocokan antara materi kurikulum dengan kompetensi lulusan yang dibutuhkan dunia kerja saat itu, baik lokal maupun global.
Jurusan Teknik Elektro (TE) UIN SUSKA Riau menyadari bahwa perbaikan kurikulum adalah hal yang mutlak. Sejak Februari 2011 hingga awal 2012 lalu, Jurusan TE UIN Suska telah melakukan proses panjang revisi kurikulum. Kurikulum baru, yang diberi nama kurikulum 2010-2015. Kurikulum baru tersebut mengandung semangat yang kuat untuk “melahirkan ahli Elektro yang Islami” dari Jurusan TE UIN Suska Riau. Pada kurikulum baru TE UIN Suska terdapat empat konsentrasi, yaitu Elektronika Instrumentasi, Telekomunikasi, Teknik Komputer, dan Energi.
Untuk memperdalam pengetahuan terkait kurikulum yang bermutu, Jurusan TE UIN Suska telah berpartisipasi dalam Workshop Kurikulum yang diadakan oleh Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning (UNILAK). Kegiatan yang diadakan pada hari Rabu 28 November 2012, tersebut dihadiri oleh akademisi internal UNILAK, perusahaan-perusahaan besar di Riau dan undangan dari perguruan tinggi lain. Jurusan TE UIN Suska diwakili oleh Dr. Alex Wenda, ST., M. Eng.
Dr. Alex Wenda menjelaskan bahwa workshop tersebut banyak membahas tentang bagaimana mendesain kurikulum berbasis kompetensi yang sesuai permintaan pasar kerja. Pembicara workshop adalah Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Selain itu beberapa perusahaan juga menyampaikan pendapat tentang kurikulum yang dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini.“Pengetahuan yang didapat dari workshop di UNILAK ini dapat dijadikan referensi bagi Jurusan TE UIN SUSKA ketika melakukan perbaikan kurikulum selanjutnya pada tahun 2015,” jelas Dr. Alex Wenda.
Kurikulum adalah desain yang terencana dari sebuah proses pendidikan yang baik. Namun yang juga amat penting selain kurikulum adalah para dosen dan mahasiswa yang melaksanakan kurikulum. Tanpa dosen yang professional dan bermutu, dan tanpa mahasiswa yang bekerja keras, kurikulum hanya akan menjadi setumpuk dokumen tanpa nilai.
Sumber gambar: http://geografi.ui.ac.id/portal/wp-content/uploads/2012/02/kurikulum-pendidikan.png