Yuk Jadi Aktivis

Penulis : Ardi Koto (Alumni TE . Angkatan 2010)

Bicara tentang masa kuliah, khususnya di kampus mungkin kita merasakan ada hal yang ingin kita perjuangkan namun ada hal lain yang menjadi tanggung jawab kita semua sekaligus menjadi hal yang nomor satu yaitu “KULIAH”. Memang sekarang untuk menjadi aktivis merupakan sebuah dilema karena tuntutan kuliah yang mewajibkan harus lulus paling lambat 5 tahun, namun hal itu wajib  untuk kita tentukan sikap apakah kita akan menjadi aktivis atau pasifis.

Melihat perkembangan sosial saat ini baik itu didalam kampus ataupun diluar kampus, seseorang sangat membutuhkan peran sosial untuk memberikan perubahan yang baik kepada orang lain. Biasanya “Mahasiswa Baru” itu orangnya penakut, pemalu dan juga tak tahu apa-apa tentang organisasi bahkan untuk bertanya di depan narasumber yang sedang memberikan seminar pun tak paham teknis yang sebaiknya itu seperti apa, apalagi untuk menyampaikan sepatah kata ketika ingin membuka sebuah acara. Sebenarnya tidak semua mahasiswa baru yang seperti itu tapi minimal “Mahasiswa Baru” yang saya ceritakan tersebut adalah saya pribadi. Seorang penakut dan tidak terlalu paham apa itu organisasi ketika masuk kuliah.

Akan ada keresahan yang terjadi dalam diri jika kita hanya duduk diam tanpa gerak ataupun membiarkan apapun yang terjadi begitu saja tanpa ambil pusing. Pertanyaannya apakah tujuan kita kuliah? Apakah tujuan kita hanya ingin lulus dan langsung bekerja diperusahaan dengan gaji jutaan hingga puluhan juta? Ingat kawan-kawan, kita dikampus itu adalah “Kuliah” bukan sedang pelatihan masuk perusahaan yang kebanyakan hanya makan teori dan praktek sesuai jurusan saja dan biasanya melupakan sosial. Di kampus adalah masa dimana kita bisa melatih cara berpikir kita agar lebih peduli dengan apa yang terjadi, bukan masa dimana kita menghabiskan uang dan waktu hanya untuk menjadi penghafal ulung sekaligus menjadikan kita manusia yang paling tidak peduli se-dunia. Mulai saat ini mari kita ubah mindset kita bahwa kuliah itu bukan sekedar Belajar, tapi kita harus aktif juga untuk lingkungan.

Dalam berorganisasi sebenarnya banyak hal yang saya rasakan, mulai dari ikut serta dalam berbagai kegiatan yang secara tidak sadar mengajarkan untuk lebih sistematis namun tetap mau untuk terbuka. HIMATE salah satu organisasi yang mengajarkan saya untuk melihat masalah lebih mendalam dari biasanya, mendiskusikannya lebih luas dengan banyak pihak dan sedikit demi sedikit mengikis ego pribadi dan melatih diri untuk berpikir bahwa kita tidak sendirian dan kita jangan ingin pintar sendirian. Berkat HIMATE juga teman semakin bertambah, baik itu di kalangan wilayah provinsi ataupun secara nasional. Organisasi itu seperti mobil yang dapat mengantarkan kita untuk menuju kepada sesuatu yang tersirat ataupun tersurat yang ada dalam diri kita bahkan lebih hebat dari pada yang pernah kita bayangkan sebelumnya.

Sangat rugi jika selama kuliah tidak pernah belajar peduli. Ternyata belajar peduli itu bisa dilakukan seorang diri, tetapi lebih bisa lagi dilakukan dengan cara bersama-sama bahkan paling bisa lagi dilakukan dengan cara berbondong-bondong dengan berorganisasi. Disana akan mulai terlatih bagaimana cara kita berpikir, cara berbicara, cara mengambil keputusan, cara melihat kondisi dan masalah serta cara berpolitik. Jika boleh memberikan saran, sebelum masuk organisasi cobalah untuk selaraskan pemikiran dan hati. Dikampus kita tentulah diajarkan menjadi orang pintar, tapi masih jarang kita menjadi orang yang baik dimana bisa menjadi bermanfaat bagi banyak orang. Dengan hati kita akan mencoba untuk berkontribusi di dalam organsasi dengan ikhlas dan loyalitas yang tinggi. Ada yang tahu kenapa mahasiswa dikatakan agent of change? Salah satu jawabannya adalah karena mahasiswa itu aktivis. Jika kita tidak menjadi aktivis, maka jangan harap kita bisa bicara didepan orang banyak dengan nada lantang dan tegas. Aktivis adalah belajar sebagai mahasiswa yang Walk the Talk. Berjalan sesuai apa yang dia katakan. Mari berproses.

Editor : Hanif