Salah satu dosen di Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau memberikan pelatihan tentang Blog Akademik yang diselenggarakan oleh Pusat Komputer UIN Suska Riau, 15 November 2011. Kunaifi memaparkan materi pelatihan berjudul “Blog untuk Dosen: Memperluas Komunikasi Akademik” untuk dosen-dosen dan pegawai dari semua fakultas di lingkungan UIN Suska Riau.
Di dalam presentasinya, Ketua Jurusan Teknik Elektro ini memaparkan tentang status blog secara global, komunikasi akademik konvensional dan beberapa kelemahannya, keunggulan blog sebagai media komunikasi akademik semi-formal, dan pengalamannya mengelola blog di http://kunaifi.wordpress.com.
Disampaikan oleh Kunaifi, bahwa pengguna blog secara global terus meningkat. Statistik Technocrati (2011) menyebutkan bahwa rata-rata satu blog baru dibuat setiap 2,2 detik. Pada tanggal 14 November 2011 terdapat lebih dari 176 juta blog di seluruh duni (Blog Pulse 2011). “Bandingkan dengan sekitar 33 juta blog pada Maret 2006,” kata Kunaifi. Masih menggunakan data Technocrati, Kunaifi menampilkan data bahwa lebih 90% pengguna blog adalah orang-orang yang bersinggungan dengan dunia akademik, mulai dari mahasiswa, sarjana, hingga pekerja akademik seperti guru, dosen, dan peneliti.
Kunaifi menyebutkan bahwa blog adalah sebuah jembatan yang efektif bagi akademisi untuk memperluas komunikasi ilmiah melengkapi komunikasi ilmiah konvensional seperti buku, artikel pada jurnal, dan sebagainya. Di antara kelemahan media komunikasi akademik konvensional, menurut Kunaifi adalah biaya yang mahal, jumlah pembaca sedikit (hanya orang-orang yang berkecimpung pada bidang ilmu yang sama), butuh waktu lama sejak penulisan hingga mencapai pembaca, bahasa biasanya tidak familiar untuk semua kalangan, dan komunikasi satu arah (hanya dengan reviewer).
“Padahal kalangan akademisi ingin menyampaikan capaian akademiknya kepada dunia secara cepat, mudah, dan murah, dan blog dapat mewujudkannya” kata Kunaifi.
Di antara kelebihan blog sebagai media komunikasi akademik adalah karena bahasanya yang lebih informal sehingga lebih mudah dipahami termasuk oleh pengambil kebijakan dan keputusan, menjangkau pembaca dalam waktu hanya beberapa detik, dan komentar bisa diterima dari siapa saja dalam waktu yang cepat.
Kunaifi memberikan bebarapa tips bagi dosen yang menggunakan blog. Pertama, blog akademik bertolak belakang dengan blog vanity, karena isi blog akademik adalah seputar topik atau bidang ilmu tertentu, sedangkan blog vanity berisi informasi tentang keseharian hidup pemilik blog. Kedua, artikel di dalam blog akademik memperhatikan kaidah-kaidah akademik seperti adanya latar belakang, metode, dan pembahasan, walaupun ditampilkan dengan bahasa informal. Kunaifi mengingatkan bahwa blog akademik wajib memperhatikan persoalan integritas akademik supaya terhindar dari tindak plagiarisme. “Selain itu, karena artikel di blog tidak melalui review pakar, yakinkan bahwa kualitas artikel di blog dijaga untuk mempertahankan reputasi akademik kita sebagai akademisi, ” kata Kunaifi dengan mimik serius.
Kunaifi juga menyampaikan bahwa sebuah blog akademik akan memiliki dampak yang lebih besar jika dikelola bersama oleh beberapa akademisi yang mengkaji bidang ilmu yang sama. “Jika blog akademik pribadi saja bisa memiliki dampak yang besar, apalagi dikerjakan bersama-sama,” katanya.
Di akhir presentasinya, Kunaifi menceritakan berbagai dampak positif yang dirasakannya sejak mengelola blog di http://kunaifi.wordpress.com. “Blog ini sesungguhnya bukan contoh terbaik dan harus terus diperbaiki, namun walaupun begitu dampaknya cukup bagus,” imbuhnya. Blog yang mengangkat tema utama energi terbarukan dan lingkungan hidup ini telah dikunjungi lebih 187 ribu kali dengan rata-rata 160 pembaca per hari. “Bandingkan dengan buku saya yang terbit di Jerman, baru dibeli oleh tidak lebih 10 orang,” katanya.
Blog yang dibuat dalam dua bahasa; Indonesia dan Inggris, ini merupakan nominator e-Learning award 2008 yang diselenggarakan oleh Depdiknas RI, namun tidak menang. “Melalui blog, saya telah terlibat membantu penyelesaian tesis S2 mahasiswa ITB, UNSRI, dan UNHAS; mendapat tawaran menulis enam edisi di Majalah Energi nasional, dan mendapat tawaran kerjasama penelitian dan proyek dari dalam dan luar negeri,” kata Kunaifi memotivasi peserta pelatihan.
Kunaifi mengakhiri presentasinya dengan himbauan bahwa blog sebaiknya digunakan sebagai pelengkap dan pendukung komunikai akademik konvensional. “Jangan tinggalkan menulis buku dan artikel di jurnal ilmiah dan gunakan blog hanya untuk meningkatkan dampak dari kegiatan akademik anda,” katanya sambil mengakhiri presentasinya.
Gambar di atas diambil dari: http://www.wordle.net/show/wrdl/2212327/Academic_Blogging_Circle
Catatan: selain mengelola blog, Kunaifi juga menggunakan media internet untuk pengajaran. Di antara website mata kuliah yang diajarkannya adalah Pengetahuan Energi dan Pengetahuan Lingkungan.